Para Kanca Tani, sebenarnya banyak sekali potensi ekonomi pedesaan yang bisa digali dan dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat. Mulai dari sumber daya manusia yang banyak dipedesaan juga hasil pertanian, kebun dan persawahan. Nah program Kemtan berikut ini mungkin bisa menjadi pendorong bagi masyarakat untuk lebih giat menggali potensi ekonomi desa yang selama ini masih diabaikan, sehingga masyarakat desa lebih memilih mencari aktivitas ekonomi ke perkotaan.
Program PUAP yang diluncurkan oleh Kemtan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani di Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta, khususnya petani pisang. BLH – PUAP oleh Kelompok Dasa Wisma Dusun Krembangan II Panjatan Kulonprogo (anggota Gapoktan Wirogotomo Desa Krembangan) telah dimanfaatkan modal usaha pembuatan sompya pisang. Pengolahan pisang menjadi sompya selain untuk meningkatkan nilai tambah pisang, juga untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Sompya merupakan produk olahan berbahan baku ikan-ikan kecil dan terbungkus oleh kulit yang terbuat dari bahan tepung beras atau gandum, kemudian digulung, dipotong-potong, digoreng, dan selanjutnya dikemas untuk dihidangkan atau dipasarkan. Terinspirasi oleh teknologi sompya, dicoba untuk melakukan modifikasi dengan cara menggantikan bahan baku ikan-ikan kecil dengan pisang Uter. Hasil modifikasi ini menghasilkan produk olahan yang cukup lezat yaitu sompya pisang.
Tanaman pisang Uter tumbuh baik pada berbagai tipe/jenis lahan, rasanya manis, bentuk buahnya menyerupai pisang batu (kluthuk), tetapi bijinya relatif lebih sedikit dibanding pisang batu (kluthuk). Pisang Uter jika telah matang warna kulit buahnya kuning kehijauan. Pisang Uter umumnya sekedar digunakan untuk pagar sawah dan diambil daunnya sebagai bahan pembungkus. Kalaupun diolah, pisang Uter hanya digunakan untuk membuat pisang goreng atau ceriping pisang, dengan nilai jual sangat rendah dibanding dengan olahan produk pisang dari daerah lain.
Satu tandan pisang uter berisi sekitar 196 buah, bila diolah menjadi pisang goreng seharga Rp 500,- per buah akan menghasilkan Rp 98.000,-, sedangkan modal yang dibutuhkan sebesar sebanyak Rp 60.800, engan keuntungan hanya Rp 37.200. Jika diolah menjadi sompya pisang, akan menghasilkan 14 kg sompya dengan harga jual Rp 22.000 /kg atau menghasilkan total penjualan sebesar Rp 308.000,- . Dengan modal yang diperlukan adalah Rp 140.500 akan diperoleh keuntungan Rp 167.500.
sumber: BPTP - Yogyakarta
Program PUAP yang diluncurkan oleh Kemtan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani di Kabupaten Kulon Progo dan Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta, khususnya petani pisang. BLH – PUAP oleh Kelompok Dasa Wisma Dusun Krembangan II Panjatan Kulonprogo (anggota Gapoktan Wirogotomo Desa Krembangan) telah dimanfaatkan modal usaha pembuatan sompya pisang. Pengolahan pisang menjadi sompya selain untuk meningkatkan nilai tambah pisang, juga untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Sompya merupakan produk olahan berbahan baku ikan-ikan kecil dan terbungkus oleh kulit yang terbuat dari bahan tepung beras atau gandum, kemudian digulung, dipotong-potong, digoreng, dan selanjutnya dikemas untuk dihidangkan atau dipasarkan. Terinspirasi oleh teknologi sompya, dicoba untuk melakukan modifikasi dengan cara menggantikan bahan baku ikan-ikan kecil dengan pisang Uter. Hasil modifikasi ini menghasilkan produk olahan yang cukup lezat yaitu sompya pisang.
Tanaman pisang Uter tumbuh baik pada berbagai tipe/jenis lahan, rasanya manis, bentuk buahnya menyerupai pisang batu (kluthuk), tetapi bijinya relatif lebih sedikit dibanding pisang batu (kluthuk). Pisang Uter jika telah matang warna kulit buahnya kuning kehijauan. Pisang Uter umumnya sekedar digunakan untuk pagar sawah dan diambil daunnya sebagai bahan pembungkus. Kalaupun diolah, pisang Uter hanya digunakan untuk membuat pisang goreng atau ceriping pisang, dengan nilai jual sangat rendah dibanding dengan olahan produk pisang dari daerah lain.
Satu tandan pisang uter berisi sekitar 196 buah, bila diolah menjadi pisang goreng seharga Rp 500,- per buah akan menghasilkan Rp 98.000,-, sedangkan modal yang dibutuhkan sebesar sebanyak Rp 60.800, engan keuntungan hanya Rp 37.200. Jika diolah menjadi sompya pisang, akan menghasilkan 14 kg sompya dengan harga jual Rp 22.000 /kg atau menghasilkan total penjualan sebesar Rp 308.000,- . Dengan modal yang diperlukan adalah Rp 140.500 akan diperoleh keuntungan Rp 167.500.
sumber: BPTP - Yogyakarta
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !