PEMILUKADA : Kemenangan Masyarakat Kulonprogo

ALHAMDULILLAH...Poro sederek, Pesta demokrasi berupa coblosan Pemilukada Kulonprogo yang digelar Minggu (19/6) berlangsung aman, lancar dan damai. Berdasar penghitungan sementara, pasangan calon bupati/wakil bupati dr H Hasto Wardoyo SpOG dan Drs H Sutedjo, atau lebih dikenal dengan pasangan ‘Sehat’, jauh mengungguli tiga pasangan lain, yakni Drs H Mulyono-H Ahmad Sumiyanto SE MSi, Drs Suprapta-Drs H So’im MM dan Drs Sarwidi-Hartikah SAg.

Dengan mengantongi perolehan suara sekitar 50 persen (data sementara), hampir dipastikan pasangan Hasto-Tedjo bakal memimpin Kabupaten Kulonprogo periode 2011-2016. Hampir pula dipastikan, Pemilukada Kulonprogo hanya satu putaran, karena persyaratan perolehan suara minimal 30 persen telah terpenuhi. Konsekuensi positif Pemilukada satu putaran adalah menghemat biaya dan waktu.

Kita patut bersyukur atas suksesnya Pemilukada Kulonprogo. Bagi yang kalah—sesuai komitmen mereka ketika kampanye damai bersama—akan bersikap legawa. Sedang yang menang, jangan melupakan janji saat kampanye.

Ada hal menarik dari pernyataan Hasto ketika mengetahui perolehan suaranya terus melejit mengungguli pasangan lain. Menurutnya, kalaupun dikatakan menang, kemenangan itu bukanlah kemenangan dirinya atau partai pengusung maupun simpatisan, melainkan kemenangan seluruh rakyat Kulonprogo. Hasto-Tedjo sesungguhnya ingin mengajak seluruh warga masyarakat Kulonprogo berpartisipasi aktif membangun daerah. Dengan semangat ‘kemenangan bersama’ diharapkan program-program yang dicanangkan pasangan calon nomor urut 4 ini bisa terwujud.

Hemat kita, memimpin masyarakat Kulonprogo bukan tanpa tantangan. Setidaknya, masyarakat akan menilai apa yang akan dilakukan bupati/wakil bupati terpilih dalam waktu 100 hari—meski secara yuridis formal tidak ada aturan soal itu. Hasto-Tedjo pun telah mencanangkan bila terpilih sebagai Bupati/ Wakil Bupati Kulonprogo, dalam 100 hari nanti akan fokus menata layanan masyarakat. Komitmen semacam ini pasti ditunggu masyarakat, benarkah ada perubahan signifikan dalam pelayanan publik.

Seperti halnya dilakukan calon bupati/wakil bupati pada umumnya, janji-janji kampanye selalu manis. Ibarat berdagang, barang yang ditawarkan kepada konsumen selalu dikatakan baik. Ketika transaksi usai, barulah konsumen tahu kualitas barang yang sesungguhnya.

Dalam konteks Pemilukada, tentu kita tidak ingin menyamakan dengan transaksi bisnis, melainkan pada pendelegasian kepercayaan. Masyarakat memilih karena percaya bahwa orang yang dipilih benar-benar akan mengemban amanat rakyat. Karena itu, mereka pun tak pernah lupa dengan janji-janji yang pernah dilontarkan para calon bila terpilih nanti. Dan, pada saatnya janji itu akan ditagih.

Kita yakin Hasto-Tedjo tidak pernah melupakan janji itu, dan lebih penting lagi, akan berusaha keras mewujudkannya. Dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif, kita juga yakin tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Sekadar menunjuk contoh, persoalan penambangan pasir besi di Pantai Selatan Kulonprogo yang hingga kini masih belum tertuntaskan, menjadi ‘PR’ bagi Hasto-Tedjo. Begitu pula rencana pembangunan bandara di Kulonprogo, menjadi tantangan serius bagi bupati/wakil bupati mendatang.

Meski belum secara resmi ditetapkan KPU Kulonprogo sebagai calon bupati/wakil bupati terpilih, kita mengucapkan selamat kepada Hasto-Tedjo dan jangan lupakan janji kepada rakyat.

sumber:  Kedaulatan Rakyat